Selasa, 24 Mei 2011

ILMU TAJWID


ILMU TAJWID

A. Hukum Bacaan Nun Sukun Dan Tanwin ن ( ً ٍ ٌ )

1. Idzhar Halqi

Yang dinamakan Idzhar Halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf Halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas. Contoh : ء - مَنْ اٰمَن ح - مِنْ حمَيْمٍ خ - مِنْ خَلاَقٍ
ع – اَنْعَمْتَ غ - مِنْ غِسْل ﻫ - مَنْ هَلَك

2. Iqlab

Yang dinamakan Iqlab adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun ketika bertemu dengan huruf Ba' (ب) Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

3. Idghom Bighunnah

Yang dinamakan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4. yaitu : ي م ن و Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengung yang lama. Contoh : مَنْ يَّكُنُوْ ــ اِنْ يَكَّرَانِي ــ كَعَصْفٍ مَّاءكُوْلُ


4. Idghom BilaGhunnah

Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ( ل ر ) Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung. Contoh : مِنْ رَّبِّهِيْم ــ مِنْ لَدُنْكَ

5. Ikhfa' Haqiqi

Yang dinamakan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك Cara membacanya adalah dengan menyamarkan (antara idzhar dan idgham) disertai dengan dengung yang sempurna.

B. Hukum Bacaan Mim Sukun ( مْ )

1. Idgham Mimi

Yang dinamakan idgham Mimi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Adapun cara membacanya adalah dengan dengung yang sempurna.

Contoh : لَهُمْ مَا يَتَّقُوْنَ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ

2. Ikhfa' Syafawi

Yang dinamakan ikhfa’syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan dengung yang sampurna.

Contoh : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ رَبُّهُمْ بِهِمْ

3. Idzhar Syafawi

Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf : ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ﻫ ي. Adapun cara membacanya adalah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim sukun tanpa disertai dengung.
Contoh : ن- لَهُمْ نَائِمُوْنَ ل- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُم

C. Ghunnah Musyaddadah / grunnah asliyyah (نّ - مّ)

Yang dinamakan ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ). Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung yang sempurna (2 / 3 harakat) Perhatikan contoh berikut : قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

D. Hukum Bacaan Al (اَلْ)

1. Idzhar Qomariyyah (alif lam qomariyyah)

Yang dinamakan Idzhar qamariyyah adalah apabila ada "Al" bertemu huruf qamariyah yang berjumlah 14, yaitu : ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ء ي Apabila ada bacaan "Al" bertemu dengan huruf qamariyah tersebut maka "Al" tetap dibaca jelas. Contoh : اَلْبَلاَغُ __ اَلْخَبِيْرُ __ اَلْغَفُوْرُ

2. Idgham Syamsiyyah (alif lam syamsiyyah)

Yang dinamakan idgham syamsiyyah adalah apabila ada "Al" bertemu salah satu huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Apabila ada bacaan tersebut maka "Al" tidak lagi dibaca jelas, melainkan masuk ke huruf berikutnya. Contoh : وَالتِّيْنِ وَالشَّمْسِ اَلضَّلاَلُ

E. Lafadz Allah (Lafzun Jalallah) (الله)

Hukum Bacaan lafadz Allah terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Tafkhim

Dibaca Tafkhim apabila lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.

Contoh : قُلْ هُوَ اللهُ اِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ

2. Tarqiq

Dibaca Tarqiq apabila lafadz Allah bertemu didahului dengan harakat kasrah.

Contoh : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

F. Hukum Idghom

1. Idghom Mutajanisain (ادغام المتجا نسين)

Defenisinya : (Masuk karena sejenis) apabila huruf yang mati diikuti oleh huruf yang sama tempat makhrajnya {tempat keluarnya huruf} tapi agak berlainan bunyinya. Contohnya : اِذْ ظَّلَمُوْا ــ قَا لَتْ طَا عِفَةُ ــ

2. Idghom MutamaTsilain (ادغام المتمسلينادغام المتماثلين)

Defenisinya : (masuk karena serupa) apabila huruf yang mati dalam satu kalimat diiringi oleh huruf yang betul-betul serupa pada kalimat lain.

Contohnya : اِضْرِبْ بَّعَصَاكَ ــ اِذْ ذَّهَبَ ــ

3. Idghom MutaqorRibain (ادغام المتقاربين)

Defenisinya : (masuk karena hampir sama) apabila huruf yang mati itu diiringi oleh huruf yang hampir sama bunyinya dan makhrajnya. Contohnya : اِرْكَبْ مَّعَنَا ــ نَخْلُقْكُّمْ ــ

G. Hukum Bacaan Ra' (ر)

Huruf Ra (ر) adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, suatu waktu dibaca tebal (tafkhim) dan suatu waktu dibaca tipis (tarqiq). Jadi hukum membaca huruf Ra' ada dua macam, yaitu :

1. Tafkhim (تفخيم)

Ra' dibaca tafkhim apabila :

a. Berharakat fathah, fathatain, dhommah atau dhommatain.

Contoh : اَلرَّحِيْمُ خَيْرًا رُوَيْدًا كَبِيْرٌ

b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhummah.

Contoh : اَرْسَلَ قُرْ آنٌ

c. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berupa hamzah washal (hamzah tambahan) yang berharakat kasrah.

Contoh : اِرْجِعِيْ اِرْكَب

d. Berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti'la' (huruf yang dibaca tebal, yaitu: خ ص ض غ ط ق ظ) Contoh : مِرْصَادٌ قِرْطَاسٌ فِرْقَةٌ

e. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah dan dibaca waqaf. Contoh : وَالْفَجْرِ ® وَالْفَجْرْ ® مِنْ اَلْفِ شَهْرْ

2. Tarqiq (ترقيق) Ra' dibaca tarqiq apabila :

a. Berharakat kasrah atau kasratain. Contoh : رٍ- خُسْرٍ رِ- رِجْسٌ

b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.

Contoh : فِرْعَوْنَ فَكَبِّرْ

c. Didahului ya' sukun dibaca waqaf.

Contoh : خَيْرٍ خَيْرْ بَصِيْرٌ بَصِيْرْ

d. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat kasrah dan dibaca waqaf. Contoh : بِكْرٌ _ _ بِكْرْ

G. Qalqalah

Bacaan Qalqalah Yang dinamakan bacaan qalqalah adalah membunyikan huruf dengan suara yang berlebih dari makhraj hurufnya (disertai dengan getaran suara). Huruf qalqalah ada lima, yaitu ق ط ب ج د yang terkumpul dalam lafadz : قَطْبُ جَدٍ

Bacaan qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Qalqalah sughra

Yaitu apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun (mati) asli terdapat pada tengah kalimat atau kata. Contoh : ق- يَقْرَأُ ط- اَطْوَارًا ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ د- يَدْخُلُ

2. Qalqalah kubra Yaitu apabila ada huruf qalqalah dibaca sukun karena waqaf berada pada akhir kalimat. Contoh : اَحَدٌ اَحَدْ خَلَقَ ® خَلَقْ

H. HUKUM BACAAN MAD

Yang dinamakan mad adalah apabila ada fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dhummah diikuti wawu sukun dan harus dibaca panjang. Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Mad Asli atau mad thabi'i ( مد اصلي ¤ مد طبيعي ) Yaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. Contoh : قَالُوْا نُوْحِيْهَا

B. Mad Far'I (مد فرعي) Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid. Mad far'i terbagi menjadi :

1. Mad Wajib Muttashil

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif. Contoh : لِقَاءَۤنَا - نِدَاۤءً
2. Mad Jaiz Munfashil

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif. Contoh : اِنَّاۤ اَعْطَيْنَاكَ - وَمَاۤ اُمِرُوْا

3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. Contoh : وَلاَالضَّـۤالِّيْنَ اَلْحَاۤقَّةُ

4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. Contoh : اٰۤ ْلاٰنَ

5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif Contoh : حٰمۤ طٰسۤ

6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif Contoh : الم طٰسم

7. Mad Iwadh

Yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (). Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : عَلِيْمًا عَلِيْمَا

8. Mad Silah

Yaitu setiap ada ha' dhamir ( ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirah

Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ

b. Mad Silah Thawilah

Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya dua setengah alif / lima harakat. Contoh : مَا لَه اَخْلَدَهُ

9. Mad 'Aridh Lis sukun

Yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh : صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمْ

10. Mad Badal

Yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif. Contoh : آمَنُوْا اِيْمَانٌ اُوْتُوْا

11. Mad Layyin

Yaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat. Contoh : مِنْ خَوْفٍ مِنْ خَوْفْ
اِلَيْهِ اِلَيْهْ

TANDA WAQAF

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid waqaf adalah menghentikan pembacaan, baik untuk tidak diteruskan atau untuk mengambil nafas agar dapat melanjutkan bacaan selanjutnya.

Waqaf dibagi menjadi dua, yaitu : Waqaf Ikhtiyari Yaitu waqaf yang disengaja tanpa ada suatu sebab apapun, seperti ketika ada tanda waqaf atau pada akhir ayat. Contoh : اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Waqaf Idhtirari Yaitu waqaf yang terpaksa dilakukan karena sebab-sebab tertentu, seperti karena pendek nafas. Dalam hal ini seseorang yang terpaksa waqaf karena tidak kuat lagi nafasnya, maka harus mengulangi kalimat sebelumnya. Contoh : وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِيْنَ الَّذِيْنَ اِذَااكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ

Karena pendek nafas, kemudian berhenti pada kalimat اِذَااكْتَالُوْا maka sebelum dilanjutkan harus diulang dari اِذَااكْتَالُوْا Tanda-tanda waqaf : ط قلى قف ج sebaiknya berhenti
م harus berhenti Tanda-tanda washal : ص صلى لا ز sebaiknya dibaca terus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar