Selasa, 24 Mei 2011

makalah telaah kurikulum PAI

Makalah Telaah Kurikulum

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lstilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum berasal dan kata Curir, artinya pelari; dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Dari makna yang terkandung dalam kata tersebut, kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai semua aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua bahan pengajaran yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan hal di atas, maka konsep kurikulum memiliki sekurang-kurangnya 3 pengertian, Rata Penuhantara lain:
1. Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang sekolah.
2. Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah.
3. Kurikulum adalah rencana belajar siswa, agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
Adanya kurikulum ini merupakan hal yang sangat penting, karena dari sinilah seorang Guru bisa mengambil acuan ketika ingin memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dalam proses pembelajaran harus digunakan strategi-strategi tertentu agar lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kurikulum ini wajib adanya pada setiap Mata Pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini akan dibahas secara terbatas yakni dalam ruang lingkup Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD/MI sesuai judul makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pelaksanaan kurikulum PAI (SD/MI)?
2. Strategi apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini pada dasarnya bertujuan agar supaya peserta diskusi bisa memahami dan sekaligus bisa mengamalkan srategi dalam pelaksanaan kurikulum PAI sehingga dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Dan pada akhirnya menghasilkan peserta didik yang mampuh melaksanakan kehidupan dunia ini sesuai ajaran Agama Islam.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pelaksanaan Kurikulum PAI (SD/MI)
Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional.
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah.
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
1. Tingkat dan jenjang pendidikan, yang dimaksud adalah tingkatan sekolah. Apakah SD/MI, SMP/MTs atau SMA/MA. Seorang pendidik harus menyesuaikan cara mengajarnya dengan tingkatan atau jenjang pendidikan peserta didiknya.
2. Proses belajar-mengajar, adalah interaksi antara guru dan murid yang membahas suatu mata pelajaran.
3. Bimbingan dan penyuluhan
4. Administrasi supervisi
5. Sarana kurikuler
6. Evaluasi atau penilaian, Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum harus dilakukan secara terus-menerus.
Secara lebih operasional komponen strategi pelaksaƱaan kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif.
Menurut Tyler kriteria yang digunakan untuk merumuskan
kurikulum adalah :
1. Berkesinambungan. Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
2. Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan dengan memperhatikan tahapan atau urutan bahan.
3. Keterpaduan. Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya memiliki huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu kesatuan.
4. Prinsip Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki ruang gerak baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk murid untuk memilih program yang ditawarkan.
B. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Secara operasional penggunaan kurikulum oleh guru menencakup: perumusan tujuan, penentuan materi, menentukan strategi belajar dan mempersiapkan evaluasi. Semua langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam persiapan mengajar secara tertulis.
1. Merumuskan tujuan. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan instruksional umum (TIU) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana merumuskan TIK yang benar.
2. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
3. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
4. Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan evaluasi belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di atas. anda diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep dan kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda sebagai guru baik di SD maupun MI.
Adapun hal yang perlu diketahui menyangkut pelaksanaan kurikulum tersebut yakni inovasi kurikulum. Yang dimaksud dengan Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Tanpa ini bukan hanya pada pengembangan, melainkan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi suatu kurikulum menyeluruh, termasuk terhadap penerapan pendidikan agama di SD. Sebagai contoh dari inovasi kurikulum antara lain:
1. Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2. Dan sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar tuntas.
3. Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
4. Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar membaca Aiquran.
Contoh Teknis Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Didalam Kelas (Per Materi).
1. Al-Qur’an
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang dalil yang memperintahkan untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang huruf-huruf hijaiyah yang ada 25, secara terpisah dan bertahap. Dan selanjutnya meminta kepada mereka untuk membacanya, baik secara individual maupun bersama-sama.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang cara penulisan huruf-huruf hijaiyah. Bagaimana cara penulisan huruf pada posisi awal, tengah, akhir dan tunggal.
2. Aqidah
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah)
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang pengertian sifat wajib bagi Allah SWT.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang lima sifat wajib bagi Allah. Yang kemudian meminta mereka untuk menyebutkannya secara berurutan.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang arti dari lima sifat wajib bagi Allah, kemudian memberikan dan membacakan dalil-dalil yang berkaitan dengan sifat-sifat itu.
3. Akhlak
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat)
a. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
b. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang manfaat dari perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
c. Seorang guru menganjurkan kepada peserta didik agar menerapkan dan membiasakan perilaku percaya diri, tekun dan hemat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada
c. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar
d. Penilaian kurikulum

DAFTAR PUSTAKA
http://meetabied.wordpress.com/ Muhammad Zainal Abidin Personal Blog
Sayani, Mustopa dan Syamsuddin, Ahmad. Pendidikan Agama Islam (Untuk SD Kelas 3), Bandung: CV. THURSINA. 2006.
Syaodih Nana. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek (Remaja Rosdakarya, 1997).

2 komentar: