Selasa, 24 Mei 2011

Mereka Yang Tidak Menyukainya Menyebutnya Tanggung
Jawab,
Mereka Yang Bermain Dengannya, Menyebutnya Sebuah
Permainan,
Mereka Yang Tidak Memilikinya, Menyebutnya Sebuah
Impian,
Mereka Yang Mencintai, Menyebutnya Takdir.


Kadang Tuhan Yang Mengetahui Yang Terbaik,
Akan Memberi Kesusahan Untuk Menguji Kita
Kadang Ia pun Melukai Hati,
Supaya Hikmat-Nya Bisa Tertanam Dalam.
Jika Kita Kehilangan Cinta,
Maka Pasti Ada Alasan DiBaliknya.
Alasan Yang Kadang Sulit Untuk Dimengerti,
Namun Kita Tetap Harus Percaya
Bahwa Ketika Ia Mengambil Sesuatu,
Ia Telah Siap Memberi Yang Lebih Baik.



Mengapa Menunggu?
Karena Walaupun Kita Ingin Mengambil Keputusan,
Kita Tidak Ingin Tergesa-Gesa.
Karena Walaupun Kita Ingin Cepat-Cepat,
Kita Tidak Ingin Sembrono.
Karena Walaupun Kita Ingin Segera Menemukan Orang
Yang Kita Cintai,
Jika Ingin Berlari, Belajarlah Berjalan Duhulu,
Jika Ingin Berenang, Belajarlah Mengapung Dahulu,
Jika Ingin Dicintai, Belajarlah Mencintai Dahulu.

Pada Akhirnya, Lebih Baik Menunggu Orang Yang Kita
Inginkan,
Ketimbang Memilih Apa Yang Ada.
Tetap Lebih Baik Menunggu Orang Yang Kita Cintai,
Ketimbang Memuaskan dIri Dengan Apa Yang Ada.
Tetap Lebih Baik Menunggu Orang Yang Tepat,
Karena Hidup Ini Terlampau Singkat Untuk Dilewatkan
Bersama Pilihan Yang Salah,
Karena Menunggu Mempunyai Tujuan Yang Mulia Dan
Misterius.

Perlu Kau Ketahui Bahwa Bunga Tidak Mekar Dalam Waktu
Semalam,
Kota Roma Tidak Dibangun Dalam Sehari,
Kehidupan Dirajut Dalam Rahim Selama Sembilan Bulan,
Cinta Yang Agung Terus Bertumbuh Selama Kehidupan.
Kebanyakan Hal Yang Indah Dalam Hidup Memerlukan Waktu
Yang Lama,
Dan Penantian Kita Tidaklah Sia-Sia.
Walaupun Menunggu Membutuhkan Banyak Hal - Iman,
Keberanian,
Dan Pengharapan Penantian Menjanjikan Satu Hal Yang
Tidak Dapat Seorangpun Bayangkan Pada Akhirnya.
Tuhan Dalam Segala Hikmat-Nya, Meminta Kita
Menunggu, Karena Alasan Yang Penting.


God Gives To Us The Gift Of Time To Use As Best We Can
To Live Each Moment In His Will According To His Plan
'He Has Made Everything Beautiful In It s Time'.

Pusing Mu Entri Apa !!!





ILMU TAJWID


ILMU TAJWID

A. Hukum Bacaan Nun Sukun Dan Tanwin ن ( ً ٍ ٌ )

1. Idzhar Halqi

Yang dinamakan Idzhar Halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf Halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas. Contoh : ء - مَنْ اٰمَن ح - مِنْ حمَيْمٍ خ - مِنْ خَلاَقٍ
ع – اَنْعَمْتَ غ - مِنْ غِسْل ﻫ - مَنْ هَلَك

2. Iqlab

Yang dinamakan Iqlab adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun ketika bertemu dengan huruf Ba' (ب) Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

3. Idghom Bighunnah

Yang dinamakan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4. yaitu : ي م ن و Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengung yang lama. Contoh : مَنْ يَّكُنُوْ ــ اِنْ يَكَّرَانِي ــ كَعَصْفٍ مَّاءكُوْلُ


4. Idghom BilaGhunnah

Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ( ل ر ) Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung. Contoh : مِنْ رَّبِّهِيْم ــ مِنْ لَدُنْكَ

5. Ikhfa' Haqiqi

Yang dinamakan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك Cara membacanya adalah dengan menyamarkan (antara idzhar dan idgham) disertai dengan dengung yang sempurna.

B. Hukum Bacaan Mim Sukun ( مْ )

1. Idgham Mimi

Yang dinamakan idgham Mimi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Adapun cara membacanya adalah dengan dengung yang sempurna.

Contoh : لَهُمْ مَا يَتَّقُوْنَ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ

2. Ikhfa' Syafawi

Yang dinamakan ikhfa’syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan dengung yang sampurna.

Contoh : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ رَبُّهُمْ بِهِمْ

3. Idzhar Syafawi

Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf : ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ﻫ ي. Adapun cara membacanya adalah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim sukun tanpa disertai dengung.
Contoh : ن- لَهُمْ نَائِمُوْنَ ل- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُم

C. Ghunnah Musyaddadah / grunnah asliyyah (نّ - مّ)

Yang dinamakan ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ). Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung yang sempurna (2 / 3 harakat) Perhatikan contoh berikut : قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

D. Hukum Bacaan Al (اَلْ)

1. Idzhar Qomariyyah (alif lam qomariyyah)

Yang dinamakan Idzhar qamariyyah adalah apabila ada "Al" bertemu huruf qamariyah yang berjumlah 14, yaitu : ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ء ي Apabila ada bacaan "Al" bertemu dengan huruf qamariyah tersebut maka "Al" tetap dibaca jelas. Contoh : اَلْبَلاَغُ __ اَلْخَبِيْرُ __ اَلْغَفُوْرُ

2. Idgham Syamsiyyah (alif lam syamsiyyah)

Yang dinamakan idgham syamsiyyah adalah apabila ada "Al" bertemu salah satu huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Apabila ada bacaan tersebut maka "Al" tidak lagi dibaca jelas, melainkan masuk ke huruf berikutnya. Contoh : وَالتِّيْنِ وَالشَّمْسِ اَلضَّلاَلُ

E. Lafadz Allah (Lafzun Jalallah) (الله)

Hukum Bacaan lafadz Allah terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Tafkhim

Dibaca Tafkhim apabila lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.

Contoh : قُلْ هُوَ اللهُ اِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ

2. Tarqiq

Dibaca Tarqiq apabila lafadz Allah bertemu didahului dengan harakat kasrah.

Contoh : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

F. Hukum Idghom

1. Idghom Mutajanisain (ادغام المتجا نسين)

Defenisinya : (Masuk karena sejenis) apabila huruf yang mati diikuti oleh huruf yang sama tempat makhrajnya {tempat keluarnya huruf} tapi agak berlainan bunyinya. Contohnya : اِذْ ظَّلَمُوْا ــ قَا لَتْ طَا عِفَةُ ــ

2. Idghom MutamaTsilain (ادغام المتمسلينادغام المتماثلين)

Defenisinya : (masuk karena serupa) apabila huruf yang mati dalam satu kalimat diiringi oleh huruf yang betul-betul serupa pada kalimat lain.

Contohnya : اِضْرِبْ بَّعَصَاكَ ــ اِذْ ذَّهَبَ ــ

3. Idghom MutaqorRibain (ادغام المتقاربين)

Defenisinya : (masuk karena hampir sama) apabila huruf yang mati itu diiringi oleh huruf yang hampir sama bunyinya dan makhrajnya. Contohnya : اِرْكَبْ مَّعَنَا ــ نَخْلُقْكُّمْ ــ

G. Hukum Bacaan Ra' (ر)

Huruf Ra (ر) adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, suatu waktu dibaca tebal (tafkhim) dan suatu waktu dibaca tipis (tarqiq). Jadi hukum membaca huruf Ra' ada dua macam, yaitu :

1. Tafkhim (تفخيم)

Ra' dibaca tafkhim apabila :

a. Berharakat fathah, fathatain, dhommah atau dhommatain.

Contoh : اَلرَّحِيْمُ خَيْرًا رُوَيْدًا كَبِيْرٌ

b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhummah.

Contoh : اَرْسَلَ قُرْ آنٌ

c. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berupa hamzah washal (hamzah tambahan) yang berharakat kasrah.

Contoh : اِرْجِعِيْ اِرْكَب

d. Berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti'la' (huruf yang dibaca tebal, yaitu: خ ص ض غ ط ق ظ) Contoh : مِرْصَادٌ قِرْطَاسٌ فِرْقَةٌ

e. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah dan dibaca waqaf. Contoh : وَالْفَجْرِ ® وَالْفَجْرْ ® مِنْ اَلْفِ شَهْرْ

2. Tarqiq (ترقيق) Ra' dibaca tarqiq apabila :

a. Berharakat kasrah atau kasratain. Contoh : رٍ- خُسْرٍ رِ- رِجْسٌ

b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.

Contoh : فِرْعَوْنَ فَكَبِّرْ

c. Didahului ya' sukun dibaca waqaf.

Contoh : خَيْرٍ خَيْرْ بَصِيْرٌ بَصِيْرْ

d. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat kasrah dan dibaca waqaf. Contoh : بِكْرٌ _ _ بِكْرْ

G. Qalqalah

Bacaan Qalqalah Yang dinamakan bacaan qalqalah adalah membunyikan huruf dengan suara yang berlebih dari makhraj hurufnya (disertai dengan getaran suara). Huruf qalqalah ada lima, yaitu ق ط ب ج د yang terkumpul dalam lafadz : قَطْبُ جَدٍ

Bacaan qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Qalqalah sughra

Yaitu apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun (mati) asli terdapat pada tengah kalimat atau kata. Contoh : ق- يَقْرَأُ ط- اَطْوَارًا ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ د- يَدْخُلُ

2. Qalqalah kubra Yaitu apabila ada huruf qalqalah dibaca sukun karena waqaf berada pada akhir kalimat. Contoh : اَحَدٌ اَحَدْ خَلَقَ ® خَلَقْ

H. HUKUM BACAAN MAD

Yang dinamakan mad adalah apabila ada fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dhummah diikuti wawu sukun dan harus dibaca panjang. Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Mad Asli atau mad thabi'i ( مد اصلي ¤ مد طبيعي ) Yaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. Contoh : قَالُوْا نُوْحِيْهَا

B. Mad Far'I (مد فرعي) Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid. Mad far'i terbagi menjadi :

1. Mad Wajib Muttashil

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif. Contoh : لِقَاءَۤنَا - نِدَاۤءً
2. Mad Jaiz Munfashil

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif. Contoh : اِنَّاۤ اَعْطَيْنَاكَ - وَمَاۤ اُمِرُوْا

3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. Contoh : وَلاَالضَّـۤالِّيْنَ اَلْحَاۤقَّةُ

4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf

Yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif. Contoh : اٰۤ ْلاٰنَ

5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal

Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif Contoh : حٰمۤ طٰسۤ

6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif Contoh : الم طٰسم

7. Mad Iwadh

Yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (). Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : عَلِيْمًا عَلِيْمَا

8. Mad Silah

Yaitu setiap ada ha' dhamir ( ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirah

Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ

b. Mad Silah Thawilah

Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya dua setengah alif / lima harakat. Contoh : مَا لَه اَخْلَدَهُ

9. Mad 'Aridh Lis sukun

Yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh : صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمْ

10. Mad Badal

Yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif. Contoh : آمَنُوْا اِيْمَانٌ اُوْتُوْا

11. Mad Layyin

Yaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat. Contoh : مِنْ خَوْفٍ مِنْ خَوْفْ
اِلَيْهِ اِلَيْهْ

TANDA WAQAF

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid waqaf adalah menghentikan pembacaan, baik untuk tidak diteruskan atau untuk mengambil nafas agar dapat melanjutkan bacaan selanjutnya.

Waqaf dibagi menjadi dua, yaitu : Waqaf Ikhtiyari Yaitu waqaf yang disengaja tanpa ada suatu sebab apapun, seperti ketika ada tanda waqaf atau pada akhir ayat. Contoh : اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Waqaf Idhtirari Yaitu waqaf yang terpaksa dilakukan karena sebab-sebab tertentu, seperti karena pendek nafas. Dalam hal ini seseorang yang terpaksa waqaf karena tidak kuat lagi nafasnya, maka harus mengulangi kalimat sebelumnya. Contoh : وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِيْنَ الَّذِيْنَ اِذَااكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ

Karena pendek nafas, kemudian berhenti pada kalimat اِذَااكْتَالُوْا maka sebelum dilanjutkan harus diulang dari اِذَااكْتَالُوْا Tanda-tanda waqaf : ط قلى قف ج sebaiknya berhenti
م harus berhenti Tanda-tanda washal : ص صلى لا ز sebaiknya dibaca terus.

makalah telaah kurikulum PAI

Makalah Telaah Kurikulum

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lstilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum berasal dan kata Curir, artinya pelari; dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Dari makna yang terkandung dalam kata tersebut, kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai semua aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua bahan pengajaran yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan hal di atas, maka konsep kurikulum memiliki sekurang-kurangnya 3 pengertian, Rata Penuhantara lain:
1. Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang sekolah.
2. Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah.
3. Kurikulum adalah rencana belajar siswa, agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
Adanya kurikulum ini merupakan hal yang sangat penting, karena dari sinilah seorang Guru bisa mengambil acuan ketika ingin memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dalam proses pembelajaran harus digunakan strategi-strategi tertentu agar lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kurikulum ini wajib adanya pada setiap Mata Pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini akan dibahas secara terbatas yakni dalam ruang lingkup Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD/MI sesuai judul makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pelaksanaan kurikulum PAI (SD/MI)?
2. Strategi apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini pada dasarnya bertujuan agar supaya peserta diskusi bisa memahami dan sekaligus bisa mengamalkan srategi dalam pelaksanaan kurikulum PAI sehingga dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Dan pada akhirnya menghasilkan peserta didik yang mampuh melaksanakan kehidupan dunia ini sesuai ajaran Agama Islam.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pelaksanaan Kurikulum PAI (SD/MI)
Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional.
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah.
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
1. Tingkat dan jenjang pendidikan, yang dimaksud adalah tingkatan sekolah. Apakah SD/MI, SMP/MTs atau SMA/MA. Seorang pendidik harus menyesuaikan cara mengajarnya dengan tingkatan atau jenjang pendidikan peserta didiknya.
2. Proses belajar-mengajar, adalah interaksi antara guru dan murid yang membahas suatu mata pelajaran.
3. Bimbingan dan penyuluhan
4. Administrasi supervisi
5. Sarana kurikuler
6. Evaluasi atau penilaian, Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum harus dilakukan secara terus-menerus.
Secara lebih operasional komponen strategi pelaksañaan kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif.
Menurut Tyler kriteria yang digunakan untuk merumuskan
kurikulum adalah :
1. Berkesinambungan. Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
2. Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan dengan memperhatikan tahapan atau urutan bahan.
3. Keterpaduan. Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya memiliki huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu kesatuan.
4. Prinsip Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki ruang gerak baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk murid untuk memilih program yang ditawarkan.
B. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Secara operasional penggunaan kurikulum oleh guru menencakup: perumusan tujuan, penentuan materi, menentukan strategi belajar dan mempersiapkan evaluasi. Semua langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam persiapan mengajar secara tertulis.
1. Merumuskan tujuan. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan instruksional umum (TIU) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana merumuskan TIK yang benar.
2. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
3. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
4. Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan evaluasi belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di atas. anda diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep dan kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda sebagai guru baik di SD maupun MI.
Adapun hal yang perlu diketahui menyangkut pelaksanaan kurikulum tersebut yakni inovasi kurikulum. Yang dimaksud dengan Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Tanpa ini bukan hanya pada pengembangan, melainkan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi suatu kurikulum menyeluruh, termasuk terhadap penerapan pendidikan agama di SD. Sebagai contoh dari inovasi kurikulum antara lain:
1. Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2. Dan sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar tuntas.
3. Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
4. Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar membaca Aiquran.
Contoh Teknis Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Didalam Kelas (Per Materi).
1. Al-Qur’an
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang dalil yang memperintahkan untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang huruf-huruf hijaiyah yang ada 25, secara terpisah dan bertahap. Dan selanjutnya meminta kepada mereka untuk membacanya, baik secara individual maupun bersama-sama.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang cara penulisan huruf-huruf hijaiyah. Bagaimana cara penulisan huruf pada posisi awal, tengah, akhir dan tunggal.
2. Aqidah
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah)
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang pengertian sifat wajib bagi Allah SWT.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang lima sifat wajib bagi Allah. Yang kemudian meminta mereka untuk menyebutkannya secara berurutan.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang arti dari lima sifat wajib bagi Allah, kemudian memberikan dan membacakan dalil-dalil yang berkaitan dengan sifat-sifat itu.
3. Akhlak
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat)
a. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
b. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang manfaat dari perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
c. Seorang guru menganjurkan kepada peserta didik agar menerapkan dan membiasakan perilaku percaya diri, tekun dan hemat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada
c. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar
d. Penilaian kurikulum

DAFTAR PUSTAKA
http://meetabied.wordpress.com/ Muhammad Zainal Abidin Personal Blog
Sayani, Mustopa dan Syamsuddin, Ahmad. Pendidikan Agama Islam (Untuk SD Kelas 3), Bandung: CV. THURSINA. 2006.
Syaodih Nana. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek (Remaja Rosdakarya, 1997).